Masyarakat Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi

oleh -0 Dilihat
Longsor di Tegalombo menyebabkan mobil terjebak di antara longsoran. (Foto: Muhammad Fajar Bakhroni/Pacitanku)
Longsor di Tegalombo menyebabkan mobil terjebak di antara longsoran. (Foto: Muhammad Fajar Bakhroni/Pacitanku)
jalan darurat yang dipakai di longsor Gemaharjo, Rabu 922/4/2015). (Foto: Widy S)
jalan darurat yang dipakai di longsor Gemaharjo, Rabu 922/4/2015). (Foto: Widy S)

Pacitanku.com, PACITAN – Adanya sirkulasi siklonik persisten di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur menyebabkan adanya konvergensi. BMKG menyatakan, terjadinya perlambatan kecepatan angin memanjang di Perairan Utara Aceh, Samudera Hindia Barat Daya Sumatera, Laut Jawa bagian Utara, Laut Halmahera bagian Barat menyebabkan pertumbuhan awan hujan hampir merata di sebagian besar wilayah Indonesia.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, kondisi ini memicu banjir, longsor dan puting beliung. Penanganan darurat puting beliung yang melanda 7 kecamatan di Aceh Timur pada Kamis (23/4) masih dilakukan.

Puting beliung melanda Kec.Peureulak, Pendawa, Peurelak Barat, Darul Aman, Ranto Peureulak, Sungai Raya, dan Paureulak Timur. 231 KK/623 jiwa terdampak, 83 rumah rusak berat, 147 rumah rusak ringan, dan 2 sekolah rusak. Di Temanggung Jawa Tengah, longsor terjadi Desa Nglamuk, Kecamatan Kaloran pada Kamis (23/4) siang menyebabkan akses jalan Temanggung-Semarang tertimbun tanah dan 5 rumah rusak.

“Saat yang bersamaan puting beliung juga melanda Desa Dlimuyo, Kec Ngadirejo, Kab Temanggung menyebabkan 7 rumah rusak. Sementara itu, banjir dan longsor juga terjadi di Kecamatan Ngadirojo Kab Pacitan yang menimbulkan 10 rumah rusak dan ambrolnya tebing sungai pada Kamis (23/4),” kata Sutopo dalam keterangan persnya.

Kemudian akses jalan Pacitan-Ponorogo di Desa Gemaharjo Kecamatan Tegalombo sempat putus total karena tertimbun longsor dan ambles. Di Kelurahan Simpang Tiga dan Kel Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda Kaltim banjir menggenangi ratusan rumah pada Jumat (24/4) pukul 10 WITA.

“Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada. Adanya anomali cuaca dalam seminggu terakhir telah menyebabkan bencana hidrometerologi masih dominan hingga awal Mei mendatang,” imbuh Sutopo.

“Jangan lupa juga, bahwa bencana geologi pun selalu mengancam seperti gempa 5,4 SR pada Jumat (24/4) pukul 12.28 Wib yang terasa kuat di Bolaang Mongondow Selatan selama 3-5 detik. Tidak ada kerusakan tapi masyarakat sempat panik,” pungkasnya. (RAPP002)