Pengusaha di Pacitan Mengeluh Omzet Turun Akibat BBM Tak Stabil

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi BBM Naik. (Gulalives)
Ilustrasi SPBU. (Gulalives)
Ilustrasi BBM Naik. (Gulalives)
Ilustrasi BBM Naik. (Gulalives)

Pacitanku.com, PACITAN – Pelaku usaha di Pacitan mengeluhkan omzet penjualan menurun akibat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak stabil. Sugiharto, salah satu pengusaha bidang lavarensir dan toko bangunan mengaku mengalami penurunan omzet cukup drastis akibat tidak stabilnya harga BBM.

Menurut Sugiharto, sebelum harga BBM mengalami naik-turun seperti ini, omzet toko bangunannya bisa mencapai Rp 40 hingga Rp 50 juta per hari. “Namun belakangan, bisa dapat uang Rp 15 juta per hari sudah untung,” ujarnya, belum lama ini.

Saat ini, kata Sugi, sektor ekonomi yang saat ini masih bisa bertahan, hanya sektor jasa. Sektor tersebut yang belakangan masih bisa diandalkan dalam menyikapi keterpurukan roda usaha. “Hanya jasa yang mungkin masih bisa bertahan. Sektor lainnya, bertumbangan,” tandasnya.

Menurut Sugi, turunnya omzet penjualan di bidang bahan material bangunan juga dipengaruhi beli masyarakat yang kian hari, kian melemah, padahal ia juga menuturkan beberapa bahan material mengalami penurunan harga. “Namun demikian, seiring menurunnya harga bahan material bukan berarti daya beli masyarakat akan naik. Malah sebaliknya, harga material turun, buying power masyarakat justru malah merosot,” kata Sugi.

Dikatakan Sugi, indikator yang mempengaruhi turunnya daya beli masyarakat diantaranya adalah tingkat pendapatan masyarakat, utamanya mereka yang berpenghasilan tetap, juga menurun.

Para pegawai, baik itu aparatur negara maupun karyawan perusahaan, hanya bisa menikmati gaji apa adanya. Sementara tunjangan-tunjangan yang selama ini biasa diterima masih terkendala. Berangkat dari kondisi tersebut, masyarakat lebih mementingkan kebutuhan primernya dari pada kebutuhan lain.

“Apalagi membangun atau merenovasi rumah. Untuk mencukupi kebutuhan pokoknya saja, mereka kelimpungan. Hal tersebut yang menjadi indikator mendasar merosotnya daya beli masyarakat,” pungkasnya. (yun/RAPP002)