Busmetik Posdaya Mulyosari Harus Perhatikan Sistem Konservasi dan Steriliasi

oleh -0 Dilihat
Panen Udang Busmetik (Foto : Shulton/Pacitanku)
Panen Udang Busmetik (Foto : Shulton/Pacitanku)
Panen Busmetik di Pacitan (Dok.Pacitanku)
Panen Busmetik di Pacitan (Dok.Pacitanku)

Pacitanku.com, JAKARTA – Meski sebagai penggagas Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik (Busmetik), Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Kampus Serang belum mampu menerapkan pendekatan masyarakat sekitar di dalamnya.

Kepala Bagian Administrasi Pelatihan Perikanan Lapangan STP Serang, Sinung Rahardjo mengungkapkan, ada salah satu desa di Pacitan yang sudah mampu memberdayakan kelompok masyarakat di wilayahnya untuk menerapkan Busmetik. “Di Pacitan sudah berdayakan masyarakatnya dalam kegiatan posdaya (pos sumber daya). Masyarakat sudah punya tambak sendiri di sana,” ujar Sinung dilansir dari Harnas, baru-baru ini.

Menurut Sinung, Busmetik yang dikelola oleh Posdaya Mulyosari, Desa Sidomulyo, Pacitan, Jawa Timur, merupakan kelompok masyarakat pertama yang memiliki tambak udang sendiri. Menurut Sinung, Busmetik di Pacitan didanai oleh sebuah yayasan yang bernama Damandiri.

Meski sudah menerapkan pendekatan paritisipasi masyarakat dalam penerapan Busmetik, menurut Sinung, masyarakat di Pacitan belum mampu menerapkan pendekatan inovasi ekosistem, ilmu pengetahuan, dan teknologi dalam ekonomi biru.

Ia mengatakan, masyarakat Pacitan belum memiliki komponen pendukung berupa modul atau petakan yang berisika tiga konsep untuk melindungi ekosistem disekitarnya.

Di sana, belum menerapkan seutuhnya prinsip 20:20:60, yang artinya 20 persen untuk petak konservasi, 20 persen untuk sterilisasi, dan 60 persen untuk keberadaan tambaknya.”Mereka juga harus memperhatikan konsep konservasinya serta konsep sterilisasinya juga, jangan hanya konsep pengembakbiakan udangnya saja,” jelas Sinung.

Dengan begitu menurut Sinung penerapan Busmetik di Pacitan belum sepenuhnya sempurna, masih ada beberapa pendekatan dari ekonomi biru yang belum diterapkan di dalamnya.

Karena itu, ia meminta agar ada pembicaraan serius antara pemerintah pusat, pemerintah daerah (pemda) serta masyarakat di sana bagaimana cara mengelola Busmetik menggunakan prinsip berkelanjutan. “Jadi, jangan teknologinya saja yang diadopsi, tapi konsep ekosistemnya juga harus melekat,” pungkasnya. (harnas/RAPP002)