Luweng Jaran Berpotensi Menjadi Wisata Minat Khusus dan Riset

oleh -5 Dilihat
Para Pecinta alam mengunjungi Goa Luweng di Pacitan. (Foto : Fahmi Ahmad)
Para Pecinta alam mengunjungi Goa Luweng di Pacitan. (Foto : Fahmi Ahmad)
Para Pecinta alam mengunjungi Goa Luweng di Pacitan. (Foto : Fahmi Ahmad)
Para Pecinta alam mengunjungi Goa Luweng di Pacitan. (Foto : Fahmi Ahmad)

Pacitanku.com, PACITAN – Salah satu luweng terpanjang yang ada di Kabupaten Pacitan, luweng jaran, memiliki potensi yang prospektif untuk menjadi salah satu obyek wisata unggulan di Pacitan. Hal itu diungkapkan oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo saat memberikan sambutannya dalam acara kesepakatan pengembangan Gunungsewu dengan dua Gubernur, masing – masing Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, belum lama ini.

Menurut pria yang akrab disapa Pakdhe Karwo ini, potensi Luweng Jaran, meski masih ditutup untuk umum, akan terus tergali seiring dengan adanya kesepakatan pengembangan Gunungsewu dengan dua daerah di Jateng dan DI Yogyakarta.

Menurut pria yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jatim ini, pekerjaan besar dalam pengembangan dan pelestarian Geopark Gunung Sewu adalah menjadikan masyarakat yang awalnya merasa tidak nyaman menjadi nyaman, sehingga akan timbul harapan dan semangat baru.

“Luweng Jaran yang berlokasi di Desa Jlubangan, Kecamatan Pringkuku, Pacitan, misalnya, berpotensi menjadi obyek wisata minat khusus dan riset. Ada beragam struktur geologi dan ornamen goa yang indah di dalamnya, warga desa membangun gapura berhiaskan patung kuda sebagai penunjuk arah menuju Luweng Jaran, dalam bahasa Jawa, luweng artinya lubang dan jaran berarti kuda,” papar Pakdhe Karwo.

Menurut Pakdhe Karwo, masyarakat harus diubah pandangannya, apabila dahulu wilayah Gunung Sewu dikenal kering dan tandus, dengan adanya pengembangan dan pelestarian Geopark ini, ke depan akan menjadi tanah yang penuh dengan potensi luar biasa.

“Banyak keanekaragaman dari Gunung Sewu diantaranya, bebatuan, struktur sedimen, fosil dan struktur geologi dari batuan dasar tersingkap di area Geopark Gunung Sewu yang terbentang dari Pantai Parangtritis hingga Teluk Pacitan. Pastinya, memberikan harapan memperoleh kehidupan yang lebih baik, asalkan kekhasan selalu dijaga,” jelasnya.

Pria asal Madiun ini menambahkan bahwa Pemprov Jatim, Jateng dan DIY harus bekerjasama dalam penyediaan sarana dan prasarana dalam pengembangan geopark Gunung Sewu.

“Oleh karena itu, kesepakatan bersama ini sebagai sinkronisasi kebijakan guna mewujudkan pembangunan kawasan Geopark Gunung Sewu sebagai kawasan perlindungan dan konservasi, kawasan pendidikan  dan kawasan pengembangan ekonomi masyarakat, “ tambahnya.

Sebagaimana diketahui, Luweng Jaran adalah sebuah terowongan yang bisa dijadikan tempat ekspedisi para pecinta alam maupun untuk tujuan wisata anda. Namun, walaupun Luweng Jaran ini adalah salah satu tempat ekspedisi, keberadaannya masih dieruntukkan hanya untuk orang – orang yang sudah memiliki keahlian khusus dalam ekspedisi alam, dan tidak untuk umum. Ini disebabkan karena lokasinya yang sangat sulit ditempuh dan membahayakan, sehingga butuh keahlian khusus untuk mampu masuk kedalam Luweng Jaran ini.

Luweng Jaran yang terdaftar pada tahun 2002 mempunyai panjang total mencapai 24 km. Lokasi Luweng Jaran ini adalah terletak di dusun Kasri, desa Jlubang, kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Lokasinya berada di perbukitan desa Jlubang, sekitar 20 km dari kota Pacitan ke arah Barat. Sampai saat ini goa ini baru disambangi oleh para pecinta petualang, belum dibuka untuk wisatawan. Diperlukan keberanian dan perasaan tertantang untuk menyambangi dan menyusuri goa ini.

Luweng Jaran pada awalnya ditemukan pertama kali oleh penduduk setempat, dan akhirnya di eksplorasi pertama kali oleh tim Ekspedisi Gabungan Anglo – Australian, yg didampingi oleh Penelusur Gua dari Indonesia pada tahun 1984. Pada saat itu hasil pemetaan mencapai 11 km, kemudian ekspedisi dilanjutkan setiap 2 tahun sekali.

Pada tahun 1992 kembali ekspedisi dapat menggabungkan Luweng Jaran dengan Luweng Punung Plente, sehingga panjangtotal mencapai 19 km. Luweng ini sangat berbahaya pada musim hujan, karena merupakan Swallow Hole atau tempat menghilangnya sungai permukaan ke dalam gua. Cukup banyak penelusur gua yg terjebak banjir di gua ini.

Untuk menelusuri gua ini diperlukan peralatan vertikal, dengan rincian sumuran pertama mempunyai  kedalaman 12 meter, sampai ke teras pertama mempunyai jarak sekitar 25 meter sebelum mencapai sumuran kedua dengan kedalaman 25 meter. Lalu kemudian setelah sumuran kedua, terdapat lorong yang sangat besar, mulai disini medan dapat ditempuh tanpa peralatan vertikal. Luweng Jaran dapat disebut sebagai gua labirin, karena lorongnya bercabang-cabang dan bertingkat.

Secara keseluruhan, luas daerah geopark Gunung Sewu 120×40 km2 yang membentang di tiga kabupaten di tiga provinsi, yakni Pacitan Prov Jatim, Wonogiri Prov Jateng, dan Gunung Kidul DIY. Bentangan alam kawasan Gunung Sewu yang diusulkan menjadi taman bumi (geopark) dunia sangat luas. Kawasan Taman Bumi Gunung Sewu terbagi atas 33 situs geologi, yaitu 13 situs di Pacitan, 7 situs di Wonogiri, dan 13 situs di Gunung Kidul.

Di Pacitan ada 13 lokasi situs geologi, antara lain Luweng Jaran, Luweng Ombo, Goa Gong, Goa Tabuhan, Goa Song Terus, Teluk Pacitan, Pantai Klayar, Pantai Watu Karung, Sungai Baksoka, dan Telaga Guyang Warak. Karena posisi kawasan Gunung Sewu lintas kabupaten dan provinsi, kewenangan menentukan pengelolaannya ada di pusat. Pemerintah daerah setempat menyerahkan bentuk pengelolaan itu ditangani pemerintah ataupun swasta, asalkan melibatkan warga lokal. (RAPP002)