Warga Pacitan Terpaksa Gunakan Air Galon untuk MCK

oleh -0 Dilihat
Kekeringan mulai landa Pacitan. (Foto : Dok. PacitankU)
Foto Ilustrasi: Kekeringan mulai landa Pacitan. (Foto : Dok. Pacitanku.com)
Kekeringan mulai landa Pacitan. (Foto : Dok. PacitankU)
Kekeringan mulai landa Pacitan. (Foto : Dok. Pacitanku)

Pacitanku.com, TEGALOMBO—Krisis air bersih dan kekeringan yang melanda di sebagian wilayah Pacitan membuat warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Kondisi itu membuat puluhan warga Desa Gemaharjo, Tegalombo terpaksa membeli air galon untuk keperluan Mandi Cuci dan Kakus (MCK).

Dikarenakan kondisi itu, permintaan air galon meninggi, harga pun ikut melonjak. Misalnya, air galon merek Aqua kemasan 19 liter dari semula hanya Rp 60.300 kini menjadi Rp 65 ribu. Sedang untuk air saja (isi ulang) semula hanya Rp12.700 kini menjadi Rp 14-15 ribu.

Para warga tersebut beralasan membeli air galon lantaran pasokan air dari Pemkab kurang lancar. “Saat musim kemarau yang mengakibatkan sumur dan sumber mengering, bantuan air dari pemkab juga tidak rutin. Untuk itu warga di sini untuk mencukupi kebutuhan air bersih dengan membeli air galon,” kata Warsito, 35, warga setempat, dilansir dari Metro TV.

Air galon tersebut, katanya, tidak untuk mencukupi kebutuhan minum tapi juga untuk memenuhi kegiatan MCK, terlebih untuk bayi dan anak-anak sekolah. “Anak-anak kebanyakan enggak mau berangkat sekolah jika belum mandi,” ungkap guru SD itu.

Warga Pacitan sebagian besar memilih isi ulang air kemasan tak bermerek. Harga isi ulang air tak bermerek Rp7.000 per galon dari semula hanya Rp 5.000. “Tapi kalau air isi ulang tak bermerek kosong, ya kita terpaksa beli air isi ulang air galon yang bermerek itu,” jelasnya.

Sementara itu, Kasi Kedaruratan dan Logistik (KL) Badan Penanggulangan Bencana Pemerintah Daerah (BPPD) Pacitan Pujono tak menampik jika beberapa warga mencukupi kebutuhan dengan membeli air galon. Dia mengatakan warga tidak sabar menunggu jatah air dari pemkab.

“Sebenarnya pemkab sudah setiap hari melakukan pasokan air untuk warga. Tapi kita akui tidak semua desa yang kini dilanda krisis air bersih itu bisa semuanya dilakukan droping air. Sebab sekarang hampir semua desa di semua wilayah kecamatan termasuk kecamatan kota juga ada yang krisis air bersih,” kata Pujono.

Berdasarkan data BPBD Pacitan, sedikitnya 37 desa di 12 kecamatan dilanda bencana kekeringan atau krisis air bersih pada tahun ini. Sebelumnya diberitakan, kekeringan akibat kemarau ini selait akses air bersih yang sulit, juga menyebabkan terjadi kebakaran di beberapa titik di Pacitan.

Redaktur : Robby