Pacitan Jadi Contoh Keberhasilan Kawasan Minapolitan

oleh -41 Dilihat
Pantai Wawaran (Dok.Pacitanku)
Pantai Wawaran (Dok.Pacitanku)
Ibu Penjual Ikan di Pantai Wawaran (Dok.Pacitanku)
Ibu Penjual Ikan di Pantai Wawaran (Dok.Pacitanku)

Pacitanku.com, JAKARTA—Kabupaten Pacitan menjadi contoh kesuksesan pembangunan kawasan minapolitan di Indonesia. Sejak ditetapkan pemerintah sebagai kawasan percontohan Minapolitan pada tahun 2010, Pacitan secara signifikan menunjukan peningkatan aktivitas perekonomian. Selain Pacitan, daerah yang cukup sukses lainnya adalah Kabupaten Sumba Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja di Jakarta, Pemerintah Indonesia sudah sepatutnya menaruh perhatian atas keberhasilan Minapolitan sebagai program strategis pembangunan berbasis kawasan.

Geliat keberhasilan tersebut dapat dilihat dari peningkatan aktivitas ekonomi kelautan dan perikanan di beberapa daerah yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai kawasan Minapolitan. Dua daerah tersebut, menurut Sjarief, telah berhasil mengembangkan kawasan Minapolitan berbasis perikanan tangkap secara terpadu. Sedangkan, Kabupaten Sumba Timur di Propinsi Nusa Tenggara Timur kini berkembang menjadi sentra penghasil rumput laut yang semakin diperhitungkan.

Dikatakan Sjarief, sebagai tandanya dapat dilihat dari tingkat pendapatan masyarakat yang terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sebelumnya pada tahun 2010, tingkat pendapatan masyarakat yang berusaha di bidang perikanan di Kabupaten Pacitan hanya berkisar Rp 700-800 ribu per bulan. Kemudian terjadi kenaikan yang cukup signifkan hingga 100 persen atau menjadi Rp 1,5 juta pada tahun 2013.

“Hal itu menjadikan program Minapolitan sebagai prime mover pengembangan ekonomi daerah”, ujar Sjarief dalam keterangan persnya, Rabu (24/9/2014).

Saat ini, Kabupaten Sumba Timur sudah mampu menghasilkan Alkali Treated Cottoni (ATC) Chips sebanyak 421 Ton. “Pemerintah terus berupaya untuk mendorong peningkatan produksinya, yaitu dengan menetapkan Sumba Timur menjadi kawasan percontohan Industrialisasi Perikanan pada tahun 2012,” jelas Sjarief.

Penetapan sebagai kawasan percontohan Minapolitan merupakan bentuk upaya optimalisasi potensi kelautan dan perikanan di dua daerah tersebut. Kabupaten Pacitan memiliki potensi yang sangat besar di bidang perikanan tangkap, dengan luas perairan laut 523,82 km2 dan luas pesisir 70,71 km2.

Letaknya yang secara geografis berbatasan langsung dengan Samudera Hindia menjadikan tuna, tongkol dan cakalang sebagai komoditas utama hasil tangkapan. Sedangkan Kabupaten Sumba Timur mengandung potensi budidaya rumput laut yang luar biasa. Luas lahan potensial yang dapat dikembangkan mencapai 15.069,4 Hektare dengan tingkat pemanfaatannya hanya berkisar 395,8 Hektare.

Keberhasilan program ini tidak terlepas dari komitmen pemerintah daerah dalam mendorong daerahnya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Upaya sinergitas diwujudkan melalui pemenuhan persyaratan dan percepatan pembangunan di kawasan Minapolitan. Seperti misalnya, dukungan kebijakan dengan penyusunan regulasi dan alokasi anggaran yang menjadi kunci utama dalam pengembangan kawasan Minapolitan.

Selain itu, penguatan kawasan Minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi daerah juga harus didukung dengan program dan kegiatan lintas sektor. “Penguatan juga dilakukan dalam upaya peningkatan daya saing produk kelautan dan perikanan menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015″, ujar Sjarief.

Kedepan, strategi pengembangan kawasan Minapolitan dapat dilakukan dengan konsep Industrialisasi kelautan dan perikanan dengan menerapkan prinsip blue economy.

“Strategi tersebut dapat diwujudkan melalui peningkatan skala ekonomi, integrasi hulu-hilir, branding produk kelautan dan perikanan, pengolahan nir limbah, market driven, dan sebagainya. Kami berharap pada pemerintahan mendatang kiranya Minapolitan dapat terus dilaksanakan sebagai model pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dan lintas sektor,” pungkas Sjarief.

Redaktur : Robby Agustav