Alami Kebocoran, Kapal 30 GT Tenggelam di Perairan Tamperan

oleh -12 Dilihat
Kapal Laut yang sedang berada di tepi pelabuhan Tamperan. (Foto : Dok.Pacitanku)
Kapal Laut yang sedang berada di tepi pelabuhan Tamperan. (Foto : Dok.Pacitanku)
Kapal Laut yang sedang berada di tepi pelabuhan Tamperan. (Foto : Dok.Pacitanku)
ilustrasi kapal Laut yang sedang berada di tepi pelabuhan Tamperan. (Foto : Dok.Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN—Diindikasi terjadi kebocoran, sebuah kapal motor jenis slerek dengan bobot lebih dari 30 GT (Gross Tonnage) tenggelam di Pelabuhan Perikanan Pantai (P3) Tamperan, Pacitan, Kamis malam (14/8).

Menurut penuturan pemilik kapal, Ferry, kebocoran lebih disebabkan karena dek bawah kapal miliknya membentur sebuah batu di pinggir dermaga. Peristiwa itu terjadi ketika anak buah kapal melakukan loading es batu ke dalam kapal. Tapi, karena kelebihan muatan dan kondisi air laut yang sedang surut membuat badan kapal mengalami benturan dengan batu.

‘’Langsung saja air masuk ke dek bawah kapal milik saya,’’ ujarnya dilansir dari Radarmadiun.info, Sabtu (16/8/2014).

Dikarenakan air yang masuk ke dek, posisi kapal terbalik sekitar 45 derajat ke kiri. Ferry yang mengetahui kondisi kapalnya nyaris karam meminta anak buahnya untuk segera turun. Hal itu dilakukan guna menghindari jatuhnya korban jiwa.

Proses evakuasi sendiri memakan waktu cukup lam. Hingga lima jam pasca tenggelamnya kapal tersebut, proses evakuasi masih belum rampung. Evakuasi dilakukan dengan menarik bangkai kapal ke tengah laut dengan menggunakan kapal milik nelayan lain.

Setelah posisi kapal sudah di tengah perairan dalam, para nelayan langsung berusaha mengapungkan perahu dengan cara memasangkan drum di masing-masing sisi kapal. ‘’Kami juga memanggil ahli reparasi kapal dari Pekalongan,’’ katanya.

Kerugian Mencapai 250 Juta

Akibat kapal tenggelam tersebut, Ferry mengaku mengalami kerugian hingga Rp 250 juta. Di samping itu, dia juga berharap pengelola P3 Tamperan, Pacitan untuk segera melakukan pengerukkan batu yang ada di pinggir dermaga. Pasalnya, sejak pelabuhan milik Provinsi Jatim itu dibuka tahun 2010 lalu, setidaknya sudah ada lima kapal karam dengan penyebab serupa.

‘’Dengan pendapatan retribusi hingga miliaran rupiah, seharusnya pengelola P3 Tamperan melakukan pengerukkan batu yang berada di dasar pinggir dermaga itu. Supaya, peristiwa serupa tidak terulang lagi dan tidak merugikan kami,’’ ungkapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Teknis P3 Tamperan Choirul Anam mengungkapkan, pengerukan masih belum bisa dilakukan karena keterbatasan anggaran. Saat ini, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim masih berkutat dengan urusan reklamasi pelabuhan untuk menambah kapasitas parkir kapal. Sebab, daya tampung kapal di P3 Tamperan saat ini sudah orverload.

Redaktur : Robby Agustav