BPBD Pacitan Sebut Badai di Pesisir Masih Terjadi Hingga Maret

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi Arah Angin
Ilustrasi Arah Angin
Ilustrasi Arah Angin
Ilustrasi Arah Angin

Pacitanku.com, PACITAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan meminta warga untuk selalu waspada akan kemungkinan bencana angin puting beliung kembali melanda Pacitan. Hal itu dikarenakan di beberapa titik sudah muncul bibit-bibit badai.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Seksi Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Ratna Budiono. Ia menyebut bahwa secara global ditemukan bibit badai yang berpotensi memengaruhi cuaca hingga tingkat lokal.

“Sesuai informasi di situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi seperti ini akan terjadi sampai Maret nanti,” ujar Ratna Budiono, Rabu (22/1/2014) kemarin siang WIB.

Beberapa bibit badai itu, menurutnya, terbaca di sekitar Sumatera, Maluku, Australia, dan Filipina. Dampaknya, angin di wilayah selatan Jawa Barat (Jabar) sampai Jatim cenderung bertiup ke arah timur. Meski diperkirakan durasi tiupan angin tidak akan berlangsung lama, tak lebih dari 10–15 menit, kecepatannya akan membawa dampak besar.

Terbukti dalam dua hari, dua wilayah di Pacitan diterpa angin puting beliung, yaitu di Kecamatan Sudimoro dan Kebonagung.

“Dari berbagai situs, angin di atas mengarah ke timur. Tapi yang di bawah, karena pengaruh bentuk permukaan wilayah (topografi), angin kemudian memutar. Juga adanya perbedaan suhu yang ekstrem,” tutur Ratna.

Sesuai data di BPBD, terjangan angin kencang itu merusak puluhan rumah di dua kecamatan. Rinciannya, di Ke-camatan Kebonagung ada 17 unit rumah dengan kategori kerusakan ringan sampai sedang. Sementara di Kecamatan Sudimoro ada 21 unit rumah mengalami hal serupa.

Dua rumah di antaranya mengalami rusak berat. Rumah para korban bencana angin puting beliung telah diperbaiki personel BPBD, TNI, Polri, serta aparat kewilayahan lainnya. Mengenai potensi terjadi lagi angin puting beliung, Ratna menjelaskan kemungkinan masih ada. Dari sejumlah wilayah, dia menunjuk kawasan pantai sebagai area rawan terdampak. Hal tersebut bukan tanpa alasan.

Ratna mengatakan, meski tidak berada pada inti badai, kemungkinan dampak merusak yang ditimbulkan juga cukup besar. “Kalau risiko, wilayah di pinggir pantai lebih besar. Sebab jika badai terjadi di lautan, waktunya bisa berhari-hari. Contohnya ekor dari Badai Narelle sepanjang 2.000 kilometer. Dia berpotensi menyapu wilayah pantai dari kawasan barat sampai timur,” ucapnya.