Nasi Suci Ulam Sari, Makanan Khas Peringatan Maulid Nabi di Pacitan

oleh -28 Dilihat

Pacitanku.com, TEGALOMBO—Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau yang sering disebut dengan Maulid Nabi menjadi peringatan yang sakral, terutama bagi masyarakat Jawa, khususnya masyarakat Pacitan. Tiap tahun, dan sudah menjadi tradisi turun temurun, warga di hampir semua kecamatan di Pacitan menyelenggarakan agenda hajatan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, masyarakat setempat menyebutnya dengan tradisi muludan.

Tiap malam 12 Rabiul Awwal, sejumlah warga Pacitan membawa makanan tumpeng nasi uduk dan ingkung ayam kampung, warga setempat bias menyebut makanan ini dengan Nasi Suci Ulam Sari. Nasi  Suci Ulam Sari dalam makna Jawa sendiri merupakan simbol permohonan masyarakat supaya dijauhkan dari mara bahaya dan diberkahi Tuhan. Momen ini sekaligus jadi ajang silaturahmi antar warga dengan agenda makan bersama.

Isi dari nasi suci ulam sari tersebut adalah berisi nasi yang berbentuk tumpeng dengan berbagai bentuk dan ukuran, sayuran dan makanan pelengkap lainnya. Biasanya nasi yang digunakan adalah nasi uduk yang ditaruh di baskom atau tempat lainnya. Kemudian di atas nasi tersebut ditaruh seekor ayam yang sudah dimasak. Ayam tersebut dalam keadaan utuh dan direbus lebih dahulu yang kemudian dinamakan ingkung.




Dalam tradisi nasi suci ulam sari, setiap kepala keluarga mengeluarkan satu paket nasi tumpeng dan ingkung ayam yang dibawa ke rumah tokoh masyarakat atau masjid di kampung tersebut. Warga pun langsung duduk bersila, sementara nasi suci ulam sari ditaruh didepan mereka untuk didoakan oleh tokoh masyarakat dan ustad setempat.

Peringatan seperti ini merupakan tradisi turun temurun dan menjadi budaya bagi masyarakat setempat. Meskipun banyak yang kontra juga dengan agenda muludan ini, namun kebanyakan warga muslim di Pacitan masih mengagendakan acara tahunan ini, tentunya dengan semangat silaturahim dengan tetangga lainnya.

Redaktur : Robby Agustav