Bupati Cak Koes, Bapak Reboisasi Pacitan

oleh -8 Dilihat
Bupati Moch Koesnan

Pacitanku.com, PACITAN—Setelah kepemimpinan RS Tedjo Sumarto, tampuk kepemimpinan Bupati Pacitan diserahkan kepada Kolonel H Mochamad Koesnan.

Kolonel H Moch Koesnan atau yang akrab disapa Cak Koes menjadi Bupati Pacitan selama kurang lebih 11 tahun, yaitu sejak tahun 1969 sampai dengan tahun 1980.

Gaya kepemimpinan Koesnan yang lugas, tegas dan disiplin, pada awal ia menjadi bupati mendapat tantangan dari masyarakat. Terutama para kepala desa yang sebelumnya sudah terbiasa dengan gaya kepemimpinan Tedjo Sumarto yang emski berlatar belakang militer tetapi menjalankan tugas sebagai bupati dikenal sebagai sosok low profile.

Meski demikian, kemampuan komunikasi sosial cak Koes menjadikan dirinya mudah membangun hubungan dengan masyarakat yang baru dipimpinnya.

Cak Koes sangat mengerti perasaan dan karakter masyarakat Pacitan yang andhap ashor dan mencintai budaya (seni, gamelan, gambyong).

Melalui jalur budaya inilah Cak Koes mampu meyakinkan masyarakat untuk mengikuti sepak terjang dan gebrakan – gebrakan spektakuler yang ia lakukan beberapa tahun kemudian.

Cak Koes menggalakkan program penghijauan di puncak – puncak gunung yang sudah gundul. Untuk menjangkau puncak-puncak gunung yang belum bisa didatangi dengan kendaraan darat, cak Koes menggunakan pesawat helicopter yang ia sewa dari militer untuk menebar benih pohon akasia dari udara. Inilah tonggak penghijauan lahan gundul di Pacitan.

Sejak 1971, gerakan penghijauan yang dirintis cak Koes, dilanjutkan oleh masyarakat di seluruh Pacitan. Dengan keberhasilan penghijauan kembali (reboisasi), Cak Koes mulai mendapat simpati warga Pacitan. Selain itu, Cak Koes juga melakukan renovasi pendopo dan pembuatan relief napak tilas Panglima Besar Soedirman.

Karya lain Cak Koes adalah membuat jembatan penghubung antara guunung dan ngarai di sejumlah titik di jalur sirip Pacitan ke sejumlah kecamatan.

Jalur utama Arjosari-Nawangan yang semula masih terisolasi, dibuatkan jembatan rangkai ulang jenis ballaey, jembatan ballaey ini hanya dimiliki oleh militer.

Cak Koes yang seorang kolonel, tidak kesuitan berhubungan dengan pihak batalyon dibawah kesatuan Kodam VIII Brawijaya guna mendapatkan pinjaman jembatan ballaey.

Setelah berhasil menghijaukan gunung-gunung gundul dengan pohon akasia, dan membuka isolasi sejumlah desa dengan jembatan ballaey, Cak Koes mendorong masyarakat untuk menanam pohon pinus dan mahoni.

Sejak tahun 70 an akhir, hutan pinus di Pacitan sudah terbentang di wilayah utara dan timur Pacitan dan sebagian kawasan Punung utara. Tidak salah jika mengangkat Cak Koes sebagai Bapak reboisasi Pacitan.

Sumber: Buku Pendopo Kabupaten Pacitan dan sumber lain yang terkait.

No More Posts Available.

No more pages to load.