Luweng Jaran Pacitan, Terowongan Bawah Tanah untuk Para Pecinta Alam

oleh -1 Dilihat
Luweng Jaran (Sumber Foto Istimewa)
Luweng Jaran (Sumber Foto Istimewa)
Luweng Jaran (Sumber Foto Istimewa)
Luweng Jaran (Sumber Foto Istimewa)

Pacitanku.com, PRINGKUKU—Nama luweng atau goa yang lubangnya kea rah tanah yang satu ini masih asing di telinga kebanyakan orang, tidak sebagaimana tatkala mendengar nama Goa Gong atau Goa Tabuhan. Meski demikian keindahan goa yang satu ini tidak kalah jauh dibanding dengan kedua goa tersebut. Bahkan konon goa ini merupakan goa terpanjang di Indonesia. Meski belum terbuka untuk umum sebagai tempat wisata, namun goa ini merupakan surga petualangan bagi para aktifis pecinta alam. Karena goa yang satu ini menyajikan beragam keindahan, tantangan sekaligus keajaiban.

Luweng Jaran adalah sebuah terowongan yang bisa dijadikan tempat ekspedisi para pecinta alam maupun untuk tujuan wisata anda. Namun, walaupun Luweng Jaran ini adalah salah satu tempat ekspedisi, keberadaannya masih dieruntukkan hanya untuk orang – orang yang sudah memiliki keahlian khusus dalam ekspedisi alam, dan tidak untuk umum. Ini disebabkan karena lokasinya yang sangat sulit ditempuh dan membahayakan, sehingga butuh keahlian khusus untuk mampu masuk kedalam Luweng Jaran ini.

Luweng Jaran yang terdaftar pada tahun 2002 mempunyai panjang total mencapai 24 km. Lokasi Luweng Jaran ini adalah terletak di dusun Kasri, desa Jlubang, kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Lokasinya berada di perbukitan desa Jlubang, sekitar 20 km dari kota Pacitan ke arah Barat. Sampai saat ini goa ini baru disambangi oleh para pecinta petualang, belum dibuka untuk wisatawan. Diperlukan keberanian dan perasaan tertantang untuk menyambangi dan menyusuri goa ini.

Luweng Jaran pada awalnya ditemukan pertama kali oleh penduduk setempat, dan akhirnya di eksplorasi pertama kali oleh tim Ekspedisi Gabungan Anglo – Australian, yg didampingi oleh Penelusur Gua dari Indonesia pada tahun 1984. Pada saat itu hasil pemetaan mencapai 11 km, kemudian ekspedisi dilanjutkan setiap 2 tahun sekali. Pada tahun 1992 kembali ekspedisi dapat menggabungkan Luweng Jaran dengan Luweng Punung Plente, sehingga panjangtotal mencapai 19 km. Luweng ini sangat berbahaya pada musim hujan, karena merupakan Swallow Hole atau tempat menghilangnya sungai permukaan ke dalam gua. Cukup banyak penelusur gua yg terjebak banjir di gua ini.

Untuk menelusuri gua ini diperlukan peralatan vertikal, dengan rincian sumuran pertama mempunyai  kedalaman 12 meter, sampai ke teras pertama mempunyai jarak sekitar 25 meter sebelum mencapai sumuran kedua dengan kedalaman 25 meter. Lalu kemudian setelah sumuran kedua, terdapat lorong yang sangat besar, mulai disini medan dapat ditempuh tanpa peralatan vertikal. Luweng Jaran dapat disebut sebagai gua labirin, karena lorongnya bercabang-cabang dan bertingkat. Ketika anda berminat dan teratrik untuk berekspedisi di Luweng jaran ini, maka disarankan untuk membawa peta gua atau meninggalkan marker supaya tidak tersesat dalam kegiatan penelusuran di gua ini.

Berbeda dengan Goa Gong maupun Goa Tabuhan yang strukturnya didominasi oleh bebatuan dengan berbagai macam bentuk keindahannya, goa Luweng jaran merupakan goa aliran sungai (sungai bawah tanah). Pintu masuk goa ini juga berupa sungai. Bahkan goa ini merupakan Swallow Hole atau tempat menghilangnya sungai permukaan ke dalam gua. Goa ini dikenal juga dengan nama goa Labirin karena lorongnya bercabang-cabang dan bertingkat.

Dinding goa merupakan ornamen hamparan, sedanhkan stalagtit dan stalagmit menjuntai dengan aneka bentuk, ada yang mirip manusia, binatang, menara bahkan miniatur Grand Canyon membentuk taman batu yang basah dan indah sekaligus mempesona.

Keajaiban alam yang terdapat pada goa ini yaitu adanya tunas pohon kelapa yang menyeruak diantara pekatnya dinding dan atap goa yang basah, meski kekuningan namun pohon ini tetap hidup, ada juga yang menganggap ini hanya ornamen menyerupai pohon. Selain itu dilantai goa terbentuk telaga kecil yang berasal dari kumpulan tetesan air yang bening dan menampakkan dasar goa.  Suara tetesan air ini terdengar ritmis dan teratur bersaing dengan suara angin khas daerah pegunungan selayaknya suara magis, indah yang mengharukan.  Pesona ini diperkuat dengan pemandangan di lantai dan dinding goa, tebaran batuan mutiara yang menyinar tajam, memancarkan kilauannya. Namun para pengunjung dilarang keras memungut batuan ini karena salah bergerak sedikit saja, dinding kapur goa bisa retak dan runtuh.

Banyak hal unik yang tidak ditemukan di goa lain terdapat di Luweng Jaran. Salah satu lorong di sisi barat tersusun dari runtuhan bongkahan batu ukuran raksasa. Bagi pengunjung yang bermaksud menelusuri goa ini penelusuran dimulai dengan berjalan merunduk di antara celah-celah kecil bongkah batu. Di antara celah kecil itu, ada satu lorong kecil yang harus ditelusuri dengan cara merayap. Lorong inilah yang menyimpan keindahan ornamen yang semuanya telah mengkristal.

Kristal dari ornamen yang menyerupai selimut salju ini menyimpan berbagai misteri alam karena banyak bentukan-bentukan spesifik yang tak dapat dijumpai di goa lain. Salah satu ornamen unik di lorong ini adalah cave pearl, ornamennya berbentuk seperti kilauan mutiara dengan ukuran sebesar kelereng hingga kepalan tangan. Ornamen ini sering menjadi impian setiap caver karena tidak selalu ditemukan dalam penelusuran goa.

Panjang dan luasnya lorong Luweng Jaran, ditambah banyaknya ornamen goa spesifik, menjadikan goa ini sebagai dambaan kelompok penelusuran goa atau pencinta alam. Sebagai contoh, penempatan basecamp di dasar luweng memberi arti bagaimana kita dapat menjalani metabolisme kehidupan dalam ruangan gelap gulita yang tidak mengenal perbedaan siang dan malam, jauh dari keramaian dan kebisingan. Hal-hal ini merupakan kisah menarik dalam perjalanan hidup seorang pecinta alam yang memiliki hobi menelusuri Goa.