Puluhan Hektar Tanaman Cabai Pacitan Rusak Diserang Hama

oleh -0 Dilihat
Lahan diserang hama
Lahan diserang hama

Pacitanku.com, BANDAR—Puluhan  hektare tanaman cabai di Bandar, Pacitan rusak dan sebagian tak laku di pasaran akibat diserang hama. Hama tersebut juga menyebabkan buah cabai jamuran dan rontok sebelum panen.

Dengan kondisi ini banyak petani di Bandar yang mengeluh akibat hasil mereka jauh dari harapan.”Kalaupun ada yang bisa diselamatkan, (cabainya) berukuran kecil dan bentuknya tidak sempurna sehingga harganya jatuh,” tutur udin, salah seorang petani di Kecamatan Bandar seperti dikutip dari Antara, Senin (11/11/2013) pagi WIB.

Fungisida yang oleh petani disebut sebagai penyakit trip pada tanaman cabai tersebut disebutkan mulai muncul sejak dua pekanan terakhir, terutama sejak turun hujan di wilayah tersebut. Petani mengatakan hama sejenis kutu serta jamuran yang ada pada buah cabai dipicu oleh suhu udara yang lembab karena hujan.

Seperti diketahui, petani bersama dinas tanaman pangan setempat sebenarnya telah melakukan berbagai upaya agar penyakit tersebut tidak semakin meluas. Usahanya memang cukup berhasil dalam melokalisir persebaran fungisida yang bersifat merusak tersebut, namun hal itu tetap tidak bisa mencegah penurunan produksi cabai di wilayah Kecamatan Bandar.

“Penurunannya bisa mencapai 70 persen. Jika dari 2.000 batang tanaman biasanya mampu menghasilkan satu ton lebih cabai, kini hasilnya hanya sekitar setengah ton saja,” kata salah satu petani yang lain, Mulyono.

Yang patut disyukuri adalah bahwa kenyataan harga cabai di pasaran masih berada dikisaran Rp25 ribu rupiah per kilogram, sehingga sisa panenan yang dalam kondisi sehat atau bagus bisa dijual untuk menekan kerugian atau menutup modal biaya produksi. “Wilayah Kecamatan Bandar merupakan satu-satunya wilayah di Kabupaten Pacitan yang sebagian besar warganya memilih menanam cabai dibandingkan tanaman lainnya,” kata Mul menambahkan.

Hal serupa juga dialami sejumlah petani di Kecamatan Punung. Serangan hama bahkan tak sempat dilakukan penanganan/pencegahan sehingga petani terpaksa harus merelakan ribuan batang tanaman cabainya mati. “Buah akan rontok atau busuk dan tanaman kemudian mati,” terang Suparmi, salah satu petani cabai.

Berbagai usaha mengatasi serangan sudah di lakukan, seperti dengan penyemprotan namun hasilnya tidak maksimal.”Kalau sekarang masih mendingan. Harganya masih bagus. Kalau saja harga dipasaran anjlok, kerugian kita bisa mencapai jutaan rupiah mas,” pungkasnya.

Redaktur/Foto : Dwi Purnawan