Tarian Lokal Sanjaya Rangin Meriahkan Pesta Rakyat Bareng SBY

oleh -0 Dilihat
Tarian Sanjaya Pacitan (Foto : priyambodo)
Tarian Sanjaya Pacitan (Foto : priyambodo)
Tarian Sanjaya Pacitan (Foto : priyambodo)
Tarian Sanjaya Pacitan (Foto : priyambodo kompasiana)

Pacitanku.com, PACITAN—Hari kedua kunjungan Susilo Bambang Yudhoyono ke Pacitan dimanfaatkan untuk meresmikan berbagai proyek nasional dan juga menyapa masyarakat Pacitan. Setelah meresmikan delapan megaproyek Rabu (16/10) pagi, SBY lalu meresmikan GOR dan Akademi Komunitas.

Rabu 16/10) malam, SBY bersama segeap masyarakat Pacitan tumplek bleg di alun – alun Pacitan untuk mengikuti Pesta Rakyat Pacitan. Alun-alun yang terletak di depan Pendopo Kabupaten ini tampak meriah dengan sajian Pesta Rakyat Pacitan yang menyajikan kesenian-kesenian dari seluruh kecamatan dan akan dirangkai dengan Lomba Menyanyi Lagu Ciptaan Bapak Presiden.

Berbagai kesenian disiapkan maksimal untuk tampil di depan Presiden dan rombongan, termasuk rombongan dari Sanggar Tari Edi Peni dan SMP Negeri 1 Ngadirojo. Rombongan ini akan menyuguhkan sebuah tarian yang menyajikan kisah Babat Tanah Lorok. Tarian tersebut dinamai Sanjaya Rangin. Lorok sendiri merupakan wilayah eks kawedanan yang mencakup tiga wilayah yaitu Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro. Tarian kreasi ini sebelumnya pernah dua kali menggelar pentas di anjungan Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Ditemui setelah pentas, Adi Peni, sang ketua rombongan mengungkapkan bahwa pentas di depan RI 1 ini dibuat lain dari tampilan sebelumnya. “Beberapa penyesuaian kami lakukan, sesuai hasil koordinasi dengan panitia, tapi secara utuh tidak menghilangkan makna dari tarian ini sendiri”, tutur wanita berjilbab tersebut. Beberapa penyesuaian yang dimaksud misalnya durasi tarian yang harus dipangkas hanya menjadi lima menit saja.

Rasa yang berbeda dari tarian ini dibanding performance sebelumnya adalah iringan tari, jika sebelumnya diiringi dengan musik rekaman, pada tampilan malam ini, lenggak-lenggok 7 penari ini langsung diiringi live oleh 15 pengrawit (penabuh gamelan). Hebatnya lagi, baik penari dan pengrawit, seluruhnya adalah siswa SMP Negeri 1 Ngadirojo. “Ini merupakan salah satu upaya kita untuk terus menjaga dan mengembangkan budaya daerah sebagai aset bangsa.”, pungkas wanita yang biasa dipanggil Peni ini.

Sumber/Foto : Kompasiana