Akik Pacitan, Batu Mulia Bernilai Seni Tinggi

oleh -3 Dilihat
akik pacitan
akik pacitan

Pacitanku.com, DONOROJO— Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, terutama Desa Sukodono dan Desa Gendaran, sudah dikenal luas hingga mancanegara sebagai salah satu sentra kerajinan batu akik di Indonesia. Bahkan, di desa tersebut ada pasar khusus untuk kerajinan batu akik.

Salah satu potensi daerah Pacitan ini terpusat di kawasan Donorojo, sedikit banyak telah menyumbang pendapatan asli daerah dengan  nilai penting bagi Pacitan. Mengingat, daerah Pacitan kaya dengan aneka bebatuan yang tidak hanya elok dipandang dalam bentuknya sebagai obyek wisata–kars, misalnya tetapi juga untuk diolah sebagai cinderamata bernilai seni. Oleh karena itu, apabila Anda menjejakkan kaki di Pacitan untuk berbagai tujuan, seperti perjalanan dinas atau rekreasi, kiranya kurang lengkap jika tidak membeli souvenir batu akik untuk dipakai sendiri maupun sebagai oleh-oleh.

 Di Desa Sukodono dan Gendaran, keduanya di Kecamatan Donorojo, bisa dijumpai sederetan perajin memajang pelbagai hasil kerajinan batu akik: batu mulia, kecubung, asihan, yaman serat mas, akik srowot, nogosuwi, dan lain-lain.

Batu akik Pacitan terbuat dari bahan baku seperti jasper, fosil kayu, kalsedon, dan pasir kwarsa. Seperti layaknya sebuah produk, batu akik juga melalui satu proses dimana bahan material mentah berubah menjadi satu produk yang disebut dengan batu akik.

Dari bongkahan material batu yang telah dipilih, dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Setelah itu, dilakukan pemolesan yang bisa dilakukan secara tradisional maupun dengan teknologi mesin.

Seperti layaknya sebuah produk, batu Akik juga melalui satu proses dimana bahan material mentah berubah menjadi satu produk yang disebut dengan Batu Akik. Proses pembuatannya adalah sama, hanya kadang ada sedikit metode pemolesan yang berbeda tergantung teknologi yang digunakan.

Dari bongkahan material batu yang telah dipilih, umumnya dilakukan pemotongan terlebih dahulu sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Setelah dilakukan pemotongan baru dilakukan pemolesan yang bisa dilakukan secara tradisional maupun dengan teknologi mesin, terakhir dilakukan finishing dengan menggunakan amplas dan bubuk intan.

Redaktur dan Foto : Dwi Purnawan