Amankan Mudik, Polda Pasang Pagar Betis di Jalur Pantura

oleh -0 Dilihat
Jalur Pantura di Pemalang
Jalur Pantura di Pemalang

Pacitanku.com, MAGELANG – Jalur pantai utara (Pantura) Jawa Tengah menjadi fokus pengamanan jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah selama arus mudik dan balik pada Lebaran tahun ini.
Pasalnya, jalur tersebut dikenal sebagai daerah rawan kecelakaan lalu-lintas dan tindak kriminalitas. Kepala Polda Jawa Tengah Irjen Pol Dwi Priyatno memaparkan, khusus di jalur pantura, akan dipasang pagar betis dan di setiap jarak 100 meter akan disiagakan beberapa petugas.

“Pengamanan juga akan dilakukan di sejumlah titik vital seperti obyek wisata, rumah makan dan pelayanan publik lainnya. Sebab, di situ dipastikan akan banyak kendaraan yang keluar masuk sehingga perlu pengaturan,” ujar Dwi, disela kunjungan ke Malpolres Kabupaten Magelang, Selasa (30/7/2013).

Seluruh pengaman tersebut akan tersebar baik di jalur Pantura selatan, tengah maupun utara. Pihaknya juga menyatakan siap siaga jika sewaktu-waktu perlu pengerahan personil tambahan.

Sementara itu, secara umum pengamanan arus mudik dan balik lebaran tahun ini di Jawa Tengah, polisi akan mengerahkan sebanyak 13.111 personil. Mereka disiagakan untuk menjaga dan mengatur arus lalu-lintas, serta menjaga keamanan warga selama Lebaran di Jawa Tengah.

Dwi mengatakan, gelar pasukan akan dimulai pada 1 Juli 2013 di seluruh jajaran dan langsung mulai menggelar operasi Ketupat Candi selama 16 hari ke depan.

“Titik berat tugas kami selain pada tugas-tugas preventif juga fokus pada pengamanan pelayanan publik yang biasa dimanfaatkan para pemudik,” tandas Dwi.

Untuk menambah kekuatan dalam pengamanan tersebut, polisi juga akan bersinergi dengan lain instansi lain seperti dari TNI dan Dinas Perhubungan setempat. Selain itu, pihaknya juga akan membuka pos-pos pengamanan di berbagai titik strategis.

Termasuk membangun rest area yang bisa digunakan para pemudik beristirahat jika kelelahan dalam perjalanan. “Kami selalu sarankan kepada para pemudik terutama yang mengemudi kendaraan bermotor untuk memanfaatkan rest area untuk beritirahat. Terutama antara pukul 09.00 WIB – 11.00 WIB yang merupakan jam padat sehingga rawan kecelakaan laulu lintas,” imbuh Dwi.

Sementara itu, terkait pengamanan saat malam takbir, Dwi mengimbau masyarakat untuk melakukan takbir di masjid atau tempat-tempat yang telah ditentukan, bukan di jalan raya. Hal itu untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas.

“Pada prinsipnya kami mengharap takbir itu dilakukan masjid atau tempat yang telah ditentukan, tentu untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas, karena biasanya yang ikut takbir anak –anak dan remaja,” kata Dwi.

Sumber : Kompas