Kothekan Lesung Pacitan, Hiburan Khas Ibu – Ibu Penumbuk Padi

oleh -47 Dilihat
Kothekan Lesung Pacitan (sumber foto : PKK Kecamatan Donorojo pacitan0
Kothekan Lesung Pacitan (sumber foto : PKK Kecamatan Donorojo pacitan)

Pacitanku.com, PRINGKUKU—Lucu dan menarik, itulah kesan kuat yang terlihat di atas panggung saat para pegiat seni pukul lesung ini menampilkan atraksinya. Kelucuan yang menghibur terlihat dari gerak tangan dan badan mereka yang mengikuti alunan kotekan lesu yang ditabuh bertalu-talu. Mungkin karena mereka bukan penari profesional, maka gerakan tari mereka itu justru mengundang tawa penonton yang tengah menyaksikan pertunjukan seni lesung .

Kotekan lesung bisa disebut sebagai tradisi masyarakat agraris. Kotekan lesung tak dapat dipisahkan dengan kegiatan para petani menumbuk padi. Kotekan lesung pada awalnya merupakan kegiatan santai sekadar untuk bersenandung di saat-saat jeda menumbuk padi. Kreativitas tersebut terus berkembang bukan sekadar untuk mengusir kejenuhan dan keletihan, tapi terus berkembang menjadi simbol kegiatan sosial masyarakat agraris.

Di Pacitan sendiri, Kotekan lesung diawali dari Ammos, yang merupakan cikal bakal seni kothekan lesung di Pacitan. Ammos telah berkembang di seluruh kecamatan di Pacitan,Kesenian tradisional kothekan lesung tumbuh dan berkembang ditengah-tengah kehidupan agraris, yang masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Dulu masyarakat pedesaan apabila menumbuk padi dalam jumlah besar dilakukan secara gotong royong atau sambatan. Sambil menumbuk padi mereka bermain musik dengan lesung yang disebut kothekan.

Kothekan lesung dimainkan dengan dengan alat pertanian yang bernama lesung. Lesung adalah alat penumbuk padi tradisional yang terbuat dari kayu dan tengahnya dilubangi, dengan alat tumbuknya berupa alu/ antan.Aktivitas menumbuk padi dilakukan oleh kaum perempuan atau ibu-ibu pada umumnya. Ketika padi telah dituai, masyarakat melakukan proses penumbukan padi, kemudian dimasak untuk dimakan bersama keluarga.

Ini merupakan sebuah hiburan bagi kaum perempuan, agar supaya tidak terlalu terasa lelahnya pada saat menumbuk padi. Kothek adalah pukulan alu terhadap lesung yang menghasilkan suara atau bunyi yang merdu, sehingga terciptalah seni dari kothekan yang disebut dengan kothekan lesung. (Dep/Pct)