Angka Pengangguran di Pacitan Capai 5,4 Ribu Orang

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi tenaga kerja.
Sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) bermasalah berjalan melintas di depan ruang tunggu saat tiba kembali di tanah air, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/11). Pemerintah memulangkan sekitar 400 TKI bermasalah yang antara lain merupakan korban penyiksaan, belum menerima pembayaran, dan usia di bawah umur, dari sejumlah negara di Timur Tengah. FOTO ANTARA/Ismar Patrizki
Sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) bermasalah berjalan melintas di depan ruang tunggu saat tiba kembali di tanah air, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/11). Pemerintah memulangkan sekitar 400 TKI bermasalah yang antara lain merupakan korban penyiksaan, belum menerima pembayaran, dan usia di bawah umur, dari sejumlah negara di Timur Tengah. FOTO ANTARA/Ismar Patrizki

Pacitanku.com, PACITAN – Serapan tenaga kerja di berbagai sektor saat ini masih sangat rendah. Berdasar data Dinsosnakertrans setempat dari 3.285 pencari kerja pada tahun 2016 baru sekitar 1.181 orang yang mendapatkan pekerjaan.

Jumlah itu belum termasuk sisa pencari kerja tahun 2015 lalu sebanyak 6.066 orang dan baru sekitar 3.897 orang yang telah bekerja. ‘’Sedangkan angka pengangguran di Pacitan  mencapai 5.423 orang,’’ ujarnya  Usman Kasi Penempatan dan Perluasan Kerja Dinsosnakertrans Pacitan, baru-baru ini.

Usman mengatakan, data yang diungkapkan merupakan pengangguran yang ingin mendapatkan pekerjaan di bidang formal. Sementara mereka yang bekerja di informal belum tercatat. Seharusnya setiap tiga bulan warga pemohon kartu kuning harus melapor apabila sudah mendapatkan pekerjaan.

Hal itu untuk memudahkan pihaknya membuka perluasan lapangan pekerjaan baru. Sehingga, tidak terfokus dalam satu wilayah. ‘’Tetapi nyatanya tidak ada yang melapor setelah mendapatkan kartu kuning itu. Sehingga kami kesulitan mendata,’’ katanya.

Padahal, imbuh dia, proses pendataan secara berkala itu sangat penting. Karena merupakan bagian dari program untuk menekan jumlah angka pengangguran terbuka. Sehingga, ketika terjadi overkapasitas pekerjaan di sebuah perusahaan pihaknya sudah bisa memiliki rencana untuk menggandeng daerah lain yang memiliki lahan pekerjaan luas. ‘’Biar angka pengangguran di daerah bisa semakin menurun,’’ ungkapnya.




Saat ini, ribuan pekerja di Pacitan tersebar di 429 perusahaan yang ada di seluruh kecamatan. Tenaga kerja terbesar berada di kecamatan Pacitan yaitu 2.001 pekerja atau 55,58 persen yang bekerja di 278 perusahaan atau 64,8 persen.  

Usman mengungkapkan, terkait fasilitasi dari dinas sebagai penunjang mendapatkan pekerjaan hanya sebatas pelatihan. Itu pun anggaran yang dialokasikan masih minim. Yakni hanya sekitar Rp 100 juta. Anggaran itu pun hanya dipergunakan untuk media informasi penyebaran lowongan kerja serta job seeking.

‘’Memang anggarannya terbatas. Sehingga, tidak bisa persoalan ini langsung selesai begitu saja. Perlu proses,’’ ujarnya. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun