Begini Antusiasme Anak SD di Pacitan Belajar Tanggap Bencana

oleh -0 Dilihat

gempaPacitanku.com, PACITAN – Siswa siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kembang, Kecamatan/Kabupaten Pacitan belajar bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami dari para fasilitator Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan pada Sabtu (22/10/2016) di SDN Kembang, Kecamatan/Kabupaten Pacitan.

Menurut keterangan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, kegiatan edukasi bencana di sekolah ini karena lokasi yang berada di kawasan rawan bencana gempabumi dan tsunami.

“Pacitan termasuk wilayah dalam 136 kabupaten/kota dengan indeks risiko tinggi yang diprioritaskan untuk diturunkan indeks risiko bencana sesuai RPJMN 2015-2019. Pacitan merupakan salah satu pusat pertumbuhan wilayah yang rawan bencana,”jelasnya.

Lebih lanjut, Sutopo menyampaikan bahwa BPBD Pacitan sedang menggalakkan jargon 20-20-20. Jargon tersebut mengandung makna 20 detik, 20 menit, 20 meter. “Jargon mengindikasikan bila gempa terjadi lebih dari 20 detik, masyarakat memiliki waktu 20 menit untuk evakuasi ke tempat yang lebih tinggi lebih dari 20 meter. BPBD Pacitan dan mitra mengajak masyarakat untuk waspada dan mengingat jargon tersebut,”ungkapnya.




Menurut Sutopo, kegiatan edukasi bagi lingkungan sekolah, baik Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas rutin setiap tahun. Sekolah yang menjadi target kegiatan edukasi bencana berdasarkan rekomendasi BPBD setempat.

Sementara, Diana, salah satu fasilitator kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa SDN Kembang berjarak kurang 500 m dari pantai Pancer. Lokasi sekolah sangat berisiko karena akses tempat tinggi terdekat terhalang sungai. Edukasi terhadap anak-anak dan guru sekolah sangat mendesak diberikan kepada mereka.

“Harapan bahwa anak-anak dan guru melek bencana, minimal tanda-tanda atau langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana,” katanya.

Diana juga mengajak anak-anak untuk melihat film pendek tentang gempabumi dan tsunami. Fasilitator kemudian melakukan tanya jawab sambil memberikan kuis. Pada peutaran film itu, sebanyak 127 siswa kelas 1 sampai dengan 6 yang terbagi ke dalam dua kelas mengikuti dengan semangat.

Sementara itu, satu kelas dikhususkan bagi guru-guru untuk memdapat edukasi bencana. BNPB dan BPBD Pacitan mendampingi para guru di dalam kelas.”Melalui edukasi bencana, guru mengetahui pengetahuan tentang gempabumi dan tsunami. Mereka juga diharapkan dapat membimbing anak didik ketika terjadi bencana,” jelasnya.

Sebagai informasi, Pacitan pernah mengalami gempa bumi dengan sekala cukup besar, yakni 7,5 skala richter pada tahun 1859 lalu. Gempa saat itu menyebabkan tsunami kecil. Kemudian pada 1937 gempa berkekuatan 7,2 SR terjadi dengan intensitas guncangan gempa dirasakan VII – IX MMI sehingga menimbulkan banyak kerusakan.

Atas kondisi itu, beberapa waktu lalu UPN Veteran Yogyakarta, Pusat Geoteknologi LIPI serta Universitas Birgham Young, Amerika Serikat melakukan penelitian tentang endapan tsunami purba dan peramalan tsunami. Dari hasil penelitian tersebut, jargon 20-20-20 dicetuskan bersama tim peneliti dan BPBD Pacitan. (RAPP002)