Kala Wisatawan Berburu Lembayung Senja di Pantai Klayar

oleh -1 Dilihat
Pantai Klayar. Foto Pambudi yoga perdana/IG: Pacitanku
klayar via pambudi yoga perdana
klayar via pambudi yoga perdana

Pacitanku.com, DONOROJO – Orang -orang bergegas turun dari area parkir kendaraan yang ada di atas perbukitan untuk segera sampai di tepian Pantai Klayar, satu dari sekian pantai di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Tanah liat lembek yang menutup sebagian besar permukaan bukit di sisi barat Pantai Klayar itu seolah diabaikan.

Hujan yang mengguyur bumi pertiwi bagian Pacitan semalam rupanya membuat sepatu yang menjadi alas kaki ini terasa bebal, terutama setelah air bercampur tanah liat yang membuatnya menjadi lengket. Para pelancong yang datang berombongan terus berjalan, kendati langkah terasa berat.

Winna dan Deo, dua wisatawan domestik asal ibu kota Jakarta (namun asli Magelang) ada di antara mereka. Sambil menenteng kamera tipe DSLR dan sebuah tas, mereka bergegas turun mengikuti para wisatawan lain.

Sedikit terengah, mungkin karena masih sedikit lelah setelah menempuh perjalanan 2,5 jam dari bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Keduanya terus melangkah, dan sesekali berlari kecil hingga sampai di area hamparan pasir ujung Pantai Klayar yang berbatasan dengan bukit.Tak langsung masuk ke air. Winna memilih berdiri berdiri mematung di atas hamparan pasir pantai sembari matanya melihat orang-orang di sekelilingnya.

Sementara Deo, asyik berimprovisasi dengan kamera digital yang dijinjingnya sejak dari atas bukit, mengambil beberapa angle lanskap, perilaku narsis para wisatawan, hingga aktivitas pelaku usaha jasa kendaraan ATV (all terrain vehicle).

Banyak sekali wisatawan yang datang menikmati pesona wisata Pantai Klayar pada akhir pekan itu. Pantai yang panjang membentang dengan keindahan panorama pesisir yang berlapis menjadi daya tarik tersendiri.

Dari titik ujung pantai bagian barat tempat Winna dan Deo berdiri, terdapat hamparan pasir cukup luas, anakan sungai kecil pecahan muara yang membelah pantai, pantai berlantai karang tempat wisatawan berburu kerang dan aneka biota laut di tengah, hingga hamparan pasir putih di ujung timur yang indah.

“Di ujung (pantai) paling timur ini terdapat susunan batuan karst yang tersusun secara alami menyerupai patung spink di Mesir. Orang-orang menyebutnya spot batuan karst yang menjorok ke pantai itu dengan istilah ‘Spink Van Java’,” kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olaharaga Kabupaten Pacitan Wasi Prayitno.

Bentang pantai yang cukup jauh, konon mencapai tiga kilometer lebih, itu dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk menyediakan jasa tumpangan atau persewaan ATV berkapasitas maksimal tiga orang.

Tarifnya cukup murah, hanya Rp50 ribu pulang-pergi dari ujung ke ujung Pantai Klayar. Namun kendali stir dipegang operator ATV. Jika ingin menyetir sendiri tarifnya beda, yakni Rp75 ribu per jam.”Satu jam molor 5-10 menit di saya tidak apa-apa deh. Kalau yang lain itu sudah masuk hitungan jam kedua,” kata Soni, salah satu operator jasa ATV menawarkan.

Jika wisatawan yang menjadi pengguna jasa sepakat, mereka bisa menikmati keindahan panorama Pantai Klayar yang berlapis itu tanpa harus kelelahan. Mulai dari spot pasir tempat mangkal komunitas jasa usaha ATV, hingga spot Spink Van Java.”Jauh memang. Tapi rasanya akan lebih ‘fun’ (menyenangkan) dengan berjalan kaki,” kata Winna yang menolak tawaran jasa ATV.

Bersama Deo, sahabatnya, Winna yang asli Magelang, Jawa Tengah ini memilih menikmati setiap jengkal pasir dan kecipak air di pantai berlantai karang bagian tengah sembari ikut berburu kerang bersama beberapa wisatawan lain.

Perjalanan menyusuri pesisir Pantai Klayar itupun sampai di depan spot karang Spink Van Java. Ada pantai berbentuk lengkung dengan hamparan pasir putih nan eksotis. Sangat mempesona. Sayang, saat Winna dan Deo berpetualang di sana, gelombang air pasang sedang tidak stabil dampak cuaca ekstrem.

Jangankan mandi dan berenang di area pantai, struktur karang di bawah gugusan batuan karst yang terdapat spot air mancur alami atau biasa disebut “seruling samudera” bahkan ditutup total.

Deo dan Winna akhirnya hanya memilih naik ke puncak bukit yang menjadi gardu pandang wisatawan untuk melihat dan mengabadikan lanskap pesisir Pantai Klayar yang fenomenal. Bagi pemburu foto, sepertinya akan jauh lebih menarik saat mengambil momen senja menjelang matahari terbenam yang biasanya diiringi efek jingga dan biru langit yang cerah. (RAPP002/ant)