Harga Beras di Jatim Masih Stabil

oleh -0 Dilihat
Beras Miskin. (Foto : Bisnis.com)
Beras Miskin. (Foto : Bisnis.com)

Pacitanku.com, SURABAYA – Kantor Pewakilan Daerah Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Surabaya menegaskan harga beras di sejumlah pasar tradisional di wilayah Jawa Timur stabil, dan tidak mengalami kenaikan seperti yang ada di Jakarta.

“Di Jawa Timur, khususnya di Surabaya, harga perkilogram beras di pasaran umum masih relatif stabil dengan jumlah pasokan yang terbilang mencukupi. Ini sangat berbeda jauh dengan kondisi di Jakarta yang harganya mahal, ” ucap Kepala Kantor Pewakilan Daerah KPPU Surabaya, Aru Armando, Senin (30/11/2015) kemarin.

Aru mengatakan, hasil pantauan di beberapa pasar tradisional di wilayah Jawa Timur dalam pekan ini naiknya harga beras hanya sekitar Rp100-Rp200 per kilogram, dengan harga secara umum masih mencapai Rp9.300. “Berdasar contoh hasil sidak yang kami lakukan, harga dan stok beras di pasar umum Surabaya bisa dikatakan masih normal dan wajar. Bandingkan dengan di Jakarta, harganya sudah mencapai Rp10 ribu per kilogram,”tandasya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan KPPU di dua toko beras Merbabu dan Toko Tugu Buaya di Pasar Tembok Surabaya, Aru menyatakan stabil dan tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

Aru mengatakan hasil temuan sidak yang dilakukan KPPU Surabaya akan dilaporkan ke pemerintah pusat untuk ditindaklanjuti, bersama temuan harga beras di sejumlah daerah. “Temuan harga beras di beberapa daerah ini akan dijadikan landasan pemerintah untuk mengambil keputusan terkait rencana impor beras, sebab stabilnya harga beras di berbagai daerah menunjukkan stok yang masih aman,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memberikan alasan menaikknya harga beras di tengah surplus produksi padi karena adanya pergeseran jenis dari medium menjadi premium (nonsubsidi).

“Karena El Nino, kan itu kering juga panas, sehingga produksi fotosintesis padi maksimal, ketika sudah kualitas maksimal maka dikategorikan beras premium, bukan medium lagi,” katanya setelah menghadiri acara “Karnaval Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) ” di Bogor, Jawa Barat, Minggu (29/11).

Ia menjelaskan, kondisi saat ini lebih banyak beras berkualitas premium daripada medium, sehingga harganya pun lebih banyak yang berkisar nonsubsidi. “Walaupun banyak premium, secara kuantitas juga lebih banyak dari tahun sebelumnya, setiap hari Senin, masuk di Cipinang 5.000 ton, sebelumnya hanya 3.000 ton,” pungkasnya. (RAPP002/Ant)