Jumlah Titik Kekeringan di Pacitan Meningkat Jadi 31 Desa

oleh -1 Dilihat
BPBD Jatim mengirimkan air bersih di Dusun Nasri, Kalak, Donorojo, Pacitan, beberapa waktu lalu.
BPBD Jatim mengirimkan air bersih di Dusun Nasri, Kalak, Donorojo, Pacitan, beberapa waktu lalu.

Pacitanku.com, PACITAN – Dampak kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan di Pacitan terus meluas. Terbaru, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan menyampaikan ada peningkatan jumlah wilayah terdampak kekeringan di Pacitan.

“Dari pemetaan sebelumnya hanya 28 desa terdampak krisis air bersih, namun jumlah titik kekeringan kategori kritis kini meningkat menjadi 31 desa,” kata Pujono, Kepala Sie Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, baru-baru ini kepada wartawan.

Pujono menyebut, puluhan desa tersebut sulit mendapatkan pasokan air bersih karena sumber mata air di wilayah mereka mulai mengering. BPBD setempat menyatakan daerah  dengan krisis air bersih parah sebagai daerah darurat kekeringan. Mayoritas, daerah terdampak kekeringan adalah berada di wilayah Pacitan bagian barat, seperti Kecamatan Donorojo, Punung dan Pringkuku.

Topografi ketiga kecamatan tersebut yang berupa kawasan karst dan pegunungan kapur menjadi penyebab tiga wilayah  tersebut mengalami kekeringan yang cukup parah.

Saat ini, Pemerintah melalui BPBD memberikan bantuan berupa pengiriman air bersih ke sejumlah titik yang mengalami krisis air. Dropping air bersih di beberapa wilayah di Pacitan kini menjadi agenda BPBD dalam mengatasi dampak kekeringan. “Selain itu, pemerintah telah menyiapkan anggaran 150 jt, saat ini 75 persen dana itu dipakai menyalurkan air bersih kepada wrga,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Pacitan adalah salah satu daerah yang didata BPBD Jatim sebagai daerah rawan kekeringan. Data dari BPBD, jumlah desa terdampak kekeringan berdasarkan catatan sebanyak 398 desa yang tersebar di 22 kabupaten/kota se-Jatim. Jumlah tersebut meningkat seiring bertambahnya jumlah desa di Pacitan yang mengalami kekeringan. (RAPP002)