Jamaah Haji Pacitan Berangkat ke Tanah Suci, Satu Dipulangkan Karena Gangguan Jiwa

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi pemberangkatan Ibadah haji
Ilustrasi pemberangkatan Ibadah haji
Ilustrasi pemberangkatan Ibadah haji
Ilustrasi pemberangkatan Ibadah haji

Pacitanku.com, SURABAYA – Kelompok terbang (kloter) empat dan lima dari embarkasi Surabaya, diberangkatkan Ahad malam (23/8/2015) kemarin. Pemberangkatan kloter tersebut terdiri dari dua kloter ini berasal dari Kabupaten Pacitan, Kabupaten Madiun, dan Kota Surabaya.

Rinciannya, kloter empat terdiri dari 261 jemaah dari Pacitan dan 184 dari Surabaya. Dua kloter ini diberangkatkan ke Arab Saudi sekitar pukul 20.30 WIB dan pukul 23.30 WIB.

“Sementara kloter lima yaitu dari Kabupaten Madiun dan Kota Surabaya dengan proporsi 299 orang dari Kabupaten Madiun dan 146 orang dari Kota Surabaya,” kata Sekretaris Utama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) embarkasi Surabaya, Muhammad Sakur kepada wartawan.

Kedua kloter ini tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya hampir bersamaan. Rombongan bus dua kloter ini memasuki asrama sekitar pukul 19.30 WIB-20.00 WIB. Para jamaah dikumpulkan di gedung Mina dan Zaitun untuk kemudian diberikan pengarahan oleh PPIH, termasuk pembagian kamar masing-masing.

Satu Jamaah dari Pacitan Diduga Alami Gangguan Jiwa

Namun demikian, untuk kloter I hingga IV 57 jamaah haji di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) sempat ditunda keberangkatannya karena visa dari Arab Saudi belum selesai. 57 Jamaah tersebut dari Kloter I sebanyak 12 jemaah, 3 dari Magetan, 9 dari Surabaya. Kloter II total 12 jamaah, 1 dari Ngawi, 1 dari Magetan, 1 dari Surabaya, dan 9 dari Magetan.

Kloter III total 17 jemaah, 13 dari Surabaya, dan 4 dari Ponorogo, sedangkan Kloter IV total 26 jemaah dari Pacitan. Satu jamaah dari Pacitan diduga mempunyai riwayat gangguan jiwa.

Jemaah dengan nama SRT (samaran), dikatakan, melakukan perbuatan yang tidak sewajarnya. “Ketika perjalanan, di bus dia sudah meronta sendiri tidak karuan. Terus buang air besar sembarangan. Begitu sampai di Asrama Haji, langsung diarahkan ke Poli Kesehatan dan kami bawa ke RS Haji, langsung dirujuk ke RSJ Menur,” kata dr Zainul, Panitia Penyelanggara Kesehatan Haji (PPKH) dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan).

Dari hasil diagnosa, jamaah ini menderita psikosis, yakni penyakit yang tanpa sebab spontan melakukan reaksi yang histeris. “Jelas kan hal ini tidak dapat dibiarkan atau di hukum Islam memang tidak diperbolehkan melaksanakan ibadah dalam keadaan tidak waras akal sehatnya,” jelasnya.

Pacitan mengaku kecolongan ketika memeriksa kesehatan para calon jamaah haji. Dari identitas yang ditunjukkan kepada wartawan, tampak foto jamaah tersebut yang berbeda dengan kenyataan fisik jamaah. “Dari foto saja sudah jelas beda. Satu fotonya alasannya diambil beberapa tahun lalu, terus yang satunya itu memang dia sebenarnya,” pungkasnya. (RAPP002)