Pacitan Berpotensi Alami Kekeringan, Empat Dusun di Donorojo Mulai Krisis Air

oleh -0 Dilihat
Kekeringan air
Kekeringan air
Kekeringan air
Kekeringan air

Pacitanku.com, PACITAN – Pacitan ditetapkan sebagai daerah yang berpotensi mengalami kekeringan. Selain itu, sebanyak tujuh daerah di Jawa Timur secara resmi juga dinyatakan berstatus darurat kekeringan. Ketujuh daerah tersebut adalah Kabupeten Jombang, Tulungagung, Trenggalek, Ngawi, Lumajang, Sumenep dan Pasuruan.

Status tersebut diputuskan pemerintahan setempat melihat perkembangan kondisi kelangkaan air yang mengancam kehidupan sosial masyarakat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyatakan, selain tujuh daerah tersebut, 20 daerah lainnya berpotensi mengalami kekeringan.

Daerah-daerah tersebut adalah Kabupaten Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Pacitan, Nganjuk, Magetan, Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo,  Probolinggo, Malang, Blitar, Pacitan, serta Kota Madiun dan Kota Mojokerto. 

Tanda kekeringan di Pacitan pun mulai nampak. Bahkan di Pacitan wilayah barat, tepatnya di Kecamatan Donorojo, sebagian warga mulai memanfaatkan air telaga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan memasak. Salah satu daerah yang mulai mengalami kekeringan dan krisis air bersih adalah empat dusun di desa Cemeng, yakni Dusun Singkil, Jati, Pandan dan Dusun Songlidah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Pacitan, Tri Mujiharto menghimbau kepada masyarakat Pacitan untuk mengantisipasi dampak kekeringan dan kemarau panjang yang terjadi di Pacitan. Menurut Tri, cuaca ekstrim yang berlangsung beberapa pekan terakhir dimungkinkan akan lebih memperpanjang masa musim kemarau tahun ini.

“Merunut prakiraan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini diprediksi bakal berlangsung lebih lama. Fenomena alam itu, disebabkan akan terjadinya badai El nino di Samudera Pasifik, dampaknya, musim kemarau akan jauh lebih panjang,” jelasnya beberapa waktu lalu.

Menurutnya, dengan terjadinya musim kemarau yang jauh lebih panjang dari rentang waktu biasanya, masyarakat yang berdiam diri di zona kekeringan diharapkan lebih waspada lagi, terutama terkait ketersediaan air bersih. “Mereka kami imbau bisa lebih hemat lagi dalam mengkonsumsi air bersih,” ungkapnya. (RAPP002)