Mahasiswi Asal Pacitan ini Melahirkan di Kos

oleh -1 Dilihat
Ilustrasi bayi. (Foto: IST)
Ilustrasi bayi. (Foto: IST)
Ilustrasi bayi. (Foto: IST)
Ilustrasi bayi. (Foto: IST)

Pacitanku.com, MALANG – Kasus menghebohkan menimpa LI (22) mahasiswi Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang. Mahasiswi asal Pacitan ini diamankan polisi karena membawa jasad bayi di kresek. LI mengalami penurunan kesehatan karena mengalami kelelahan dan stres dengan penetapannya sebagai tersangka. LI melahirkan bayinya seorang diri pada Selasa (14/4) di kamar kosnya, Jalan Sumbersari Gg II Kota Malang.

Kepada polisi, LI mengaku tidak sengaja membunuh sang bayi. Saat itu dia kelelahan dan hanya mampu mendekap sang bayi di dadanya agar tidak menangis. Setelah diketahui bayinya sudah tewas, ari-ari bayi itu dipotong dengan menggunakan kuku hingga terlepas. Bayi itu pun kemudian disimpan di kotak, dan dimasukan ke dalam tas jinjing.

Setelah K, pacarnya datang, mereka membawa ke klinik dan dikafani, kemudian dilanjut pulang ke Pacitan. Namun dalam perjalanan mereka beristirahat di Blitar karena kelelahan. Mereka istirahat di Dusun Sembung, Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben.

LI nyaris pingsan, sementara K terlihat bingung. Saat itulah warga mengamankannya dan menyerahkan kepada Polsek setempat. LI lantas diamankan polisi, berikut bayinya. Kendati begitu, tubuh LI ketika itu masih lemas. Wanita berambut panjang ini lalu dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi.

“Kami membawanya kembali ke rumah sakit sekitar pukul 12 tadi,” ungkap Kasatreskrim Polresta Kota Malang, AKP Adam Purbantoro, Kamis (16/4).

Sebelumnya, pada Rabu (15/4/2015), warga Jalan Sumbersari dihebohkan dengan kedatangan belasan polisi yang menggeledah salah satu rumah kos. Diketahui, kedatangan polisi ini untuk menggelar olah tempat kejadian perkara di salah satu kamar dari rumah kos yang ditinggali oleh LI  sejak empat tahun.

Hasil pemeriksaan sementara, Lahuri memaparkan, kasus tersebut dilimpahkan ke Polsek Lowokwaru, Kota Malang. Ini disebabkan LI diketahui melahirkan di kamar kosnya. “Karena TKP-nya bukan di sini, melainkan di Malang, ” tegas Lahuri.

Di kamar kos LI, polisi menemukan banyak bercak darah di lantai dan di kasur. Sebagian bercak yang terdapat di lantai juga telah menghilang. Diduga, LI menghilangkan darah ketuban-nya setelah pecah.

Teman kos LI menduga LI melahirkan selasa dini hari. Hal itu berdasarkan pengakuan Dian yang mendengar suara tangisan bayi sekitar pukul 4.30.

Bayi yang dikandung oleh LI selama sembilan bulan itu tewas. LI kemudian menaruh jasad bayinya di tas kresek, kemudian darah ketubannya yang menggenang di lantai di pel. Kain pel itu ditaruh LI di kamarnya.

Siang harinya, saat tubuh LI masih lemas, ia pamit pada teman-teman kos untuk pulang mengunjungi kerabatnya di Banyuwangi. Saat itu ia membawa sebuah tas jinjing, tas selempang, dan tas kresek berwarna hitam yang berisi anaknya, yang sudah meninggal.

Kasat Reskrim Polresta Malang AKP Adam Purbantoro memaparkan belum memeriksa LI hingga kini. Bahkan, untuk memastikan usia bayi LI, Adam juga belum bisa menjelaskannya.“Saat ini bayi dia masih di Blitar. Sementara ini, kami menunggu hasil otopsinya dan pemulihan dia,” kata Adam.

Ia menambahkan proses otopsi, dan pemulihan LI dilakukan di Blitar. Di rumah sakit tersebut, LI dikawal oleh polisi, dan orang tuanya. Pacar LI, juga disebut Adam turut menemani selama masa pemulihan ini. (Surya/RAPP002)