FKUB Pacitan Kagumi Kerukunan Umat Beragama di Salatiga

oleh -1 Dilihat
Diskusi FKUB di Salatiga. (Foto : Jatengprov)
Diskusi FKUB di Salatiga. (Foto : Jatengprov)
Diskusi FKUB di Salatiga. (Foto : Jatengprov)
Diskusi FKUB di Salatiga. (Foto : Jatengprov)

Pacitanku.com, SALATIGA – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pacitan merasa kagum kepada masyarakat Kota Salatiga yang majemuk, namun bisa rukun dan damai. Demikian diungkapkan Suharyanto Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Pacitan dalam sambutan studi banding di Salatiga, baru-baru ini.

Rombongan FKUB Kabupaten Pacitan diterima langsung oleh Walikota Yuliyanto, segenap jajaran pengurus FKUB Kota Salatiga juga guyub saat menyambut rombongan studi banding. Suharyanto Kepala Kesbangpol Kabupaten Pacitan menyampaikan maksud kunjungan adalah ingin menimba ilmu terkait keberlangsungan FKUB Kota Salatiga.

“Kami mendapatkan informasi dari internet bahwa FKUB Kota Salatiga cukup eksis. Hal tersebut terbukti dengan rukun dan damainya masyarakat di tengah kemajemukan agama dan suku. Kami ingin tahu bagaimana kiat Pemkot Salatiga dalam mendukung keberadaan FKUB agar tercipta kondisi yang kondusif semacam ini,” papar Suharyanto, sebagaimana dilansir dari laman resmi Pemprov Jateng.

Walikota Salatiga dalam sambutannya menyatakan bahwa Salatiga adalah tempat yang tempat untuk menjadi kunjungan studi banding terkait dengan kerukunan umat beragama. “Bapak dan ibu tidak salah memilih Salatiga sebagai tempat studi banding. Sebelum FKUB di Indonesia ini lahir dua tahun sebelumnya Salatiga sudah memiliki Majelis Puasa (Pimpinan Umat Agama Salatiga).

Salatiga juga menjadi tempat studi banding dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari negara lain seperti Amerika Serikat, Singapura dan Australia telah berkunjung ke sini untuk mengetahui secara langsung strategi yang dilaksanakan pemerintah dalam menciptakan situasi yang kondusif ini,” terang Yuliyanto.

“Di Salatiga ini merupakan Indonesia mini, di sini ada lebih dari 23 suku yang tinggal dan 300 lebih warga negara asing yang tinggal. Jangan heran bila bapak ibu berkeliling di kota ini di sana-sini ketemu orang Papua, Ambon dan Batak. Orang Amerika yang  tinggal disini juga biasa kerja bakti lingkungan, hadir dalam pertemuan RT serta melayat tetangga yang meninggal,” tambah walikota. (RAPP002)