BPBD : 50 Desa di Pacitan Masih Krisis Air Bersih

oleh -0 Dilihat
Pengiriman bantuan air bersih. (Foto : Sasa/BPBD)
Pengiriman bantuan air bersih. (Foto : Sasa/BPBD)
Pengiriman bantuan air bersih. (Foto : Sasa/BPBD)
Pengiriman bantuan air bersih. (Foto : Sasa/BPBD)

Pacitanku.com, PACITAN—Meski sudah mulai muncul hujan di beberapa hari terakhir, namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan masih menetapkan 50 dari 172 desa/kelurahan di kabupaten setempat sebagai wilayah yang mengalami krisis air bersih.

Desa/kelurahan yang dilanda kekeringan itu tersebar di 12 kecamatan, yaitu Donorojo, Punung, Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, Tulakan, Ngadirojo, Sudimoro, Bandar, Nawangan, Tegalombo, dan Arjosari.

Dikatakan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Pujono, status darurat kekeringan ini terjadi di semua kecamatan. “Untuk menanggulanginya pemerintah daerah mengalokasikan anggaran Rp 125 juta,” katanya Kamis, (30/10/2014) dilansir dari Tempo.

Menurut Pujono, bencana kekeringan mulai terjadi pada pertengahan September 2014. Sejak saat itu, kebutuhan air bersih meningkat drastis 60-90 ribu liter per hari. Padahal, kata Pujono, kebutuhan air pada bulan sebelumnya sebanyak 30 ribu liter per hari.

BPBD Pacitan mengirimkan air bersih tersebut dengan menggunakan enam mobil tangki, masing-masing berkapasitas 5 ribu liter. Setelah armada tiba di lokasi kekeringan, air dimasukkan ke dalam tandon dan diambil oleh warga.

Pujono mengatakan enam mobil tangki itu mendistribusikan air secara bergilir ke sejumlah titik kekeringan. Proses pengangkutan diawali dari bak penampungan milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pacitan. Bak penampungan itu berada di empat titik, yaitu Desa Kendal, Kecamatan Punung; Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan; Kecamatan Arjosari; dan Desa Jetis, Kecamatan Nawangan. “Setiap mobil tangki bisa mengirim air dua-tiga kali per hari,” ujar Pujono.

Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Didit Maryanto, mengatakan air bersih itu diutamakan untuk memenuhi kebutuhan memasak. Untuk mandi, warga diminta mengambil air dari sumber air yang berjarak sekitar 2 kilometer dari permukiman. Agar kebutuhan air terpenuhi, pemerintah akan mengeksploitasi sejumlah sumber air pada musim kemarau tahun depan. (Nofika/RA-PP002)