Satu Jamaah Haji Asal Ngadirojo Pacitan Wafat Usai Sholat Isya

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi Haji
Ilustrasi umroh dan haji

Pacitanku.com, PACITAN—Kabar duka menghadiri keluarga jamaah calon haji di Desa Wiyoro, Ngadirojo, Pacitan. Kabar tersebut muncul lantaran satu jemaah haji asal Pacitan atas nama Tupani (74), warga Dusun Kasab, Desa Wiyoro, Kecamatan Ngadirojo, dikabarkan meninggal. Eko Wardani, putri almarhum, mengatakan, ayahandanya berangkat menuju tanah suci bersama ibundanya, Jemilah (65), pada tanggal 10 September lalu. Keberangkatan pasutri itu bersamaan dengan pemberangkatan 172 calon jemaah haji (CJH) asal Pacitan.

Berita duka atas mangkatnya pengusaha mini market ternama di Ngadirojo tersebut diperoleh dari empat rekan sejawatnya yang juga sama-sama berangkat haji dengan fasilitas haji plus. Dikarenakan menggunakan fasilitas haji plus, pasutri berlatarkan pengusaha tersebut berangkat menuju Bandara Juanda dan transit di Jakarta sebelum bertolak menuju Mekkah.

“Bapak (Tupani, Red) berangkat sarimbit bersama ibu (Jemilah). Selain itu juga ada empat calon haji lainnya yang juga menggunakan fasilitas haji plus,” tutur Eko, Jumat (26/09/2014), dilansir dari Berita Headline.

Sebelum ada kabar terkait meningalnya Tupani, anak semata wayangnya itu mengaku sempat berkomunikasi dengan almarhum sekitar Pukul 22.30 Wib, Rabu (24/9) malam, melalui layanan telepon seluler.

Tidak ada firasat apapun yang ditangkap Eko, saat pemilik Mini Market “Tupani” itu mengabarkan anak tunggalnya yang berada di tanah air. Bahkan, lanjut Eko, almarhum nampak lebih sehat dari beberapa hari sebelum keberangkatannya menuju tanah suci.

Akan tetapi, kaget bukan kepalang, beberapa jam sesudahnya, salah seorang tetangga yang juga ikut berhaji mengabarkan kalau ayahandanya telah tiada. “Sebelum wafat, bapak sempat sholat Isya di masjid. Setelah itu, lantas pulang ke pemondokan dan tertidur hingga tak bangun lagi,” tuturnya.

Sementara itu, Wahyu Purnomo, adik ipar almarhum menceritakan, saat berangkat berhaji, Tupani memang nampak lebih muda dan sehat. Bahkan, lanjut Wahyu, seperti ada cahaya terpancar dari raut muka kakak iparnya itu, saat mengenakan baju ikhrom.

“Mungkin itu firasat baik, kalau Mas Tupani akan mendapatkan berkah saat berada ditanah suci. Mudah-mudahan beliau menjadi khusnul khatimah,” kata Wahyu, seraya mengucap doa bagi almarhum.

Kabar meninggalnya jemaah haji asal Pacitan itu juga dibenarkan Siti Aisyah, Kasie Haji, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan, kemarin. Almarhum Tupani, berangkat dengan fasilitas haji plus. Sehingga kepergiannya ke tanah suci, tidak berbarengan dengan 172 CJH lainnya.

“Kami tidak bisa memantau, bagaimana keadaan mereka saat berada di Mekah. Sebab mereka tidak melalui Kemenag. Kemungkinan menggunakan biro jasa penyelenggara haji,” katanya.

Sementara untuk rombongan CJH asal Pacitan yang diberangkatkan melalui Kemenag, sejauh ini dalam keadaan baik.

“Informasi sementara, mereka nampak sehat dan tidak terjadi apa-apa. Semoga CJH asal Pacitan bisa menuntaskan semua rukun hajinya, dan pulang kembali ke tanah air dengan keadaan selamat,” tuturnya.

Redaktur : Robby Agustav