Ini Filosofi Tari Pacitan Bumi Kaloka

oleh -18 Dilihat
Tari Pacitan Bumi Kaloka. (Foto : Doc Info Pacitan)
Tari Pacitan Bumi Kaloka. (Foto : Doc Info Pacitan)
Tari Pacitan Bumi Kaloka. (Foto : Doc Info Pacitan)
Tari Pacitan Bumi Kaloka. (Foto : Doc Info Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN—Kesuksesan tari Pacitan Bumi Kaloka menampilkan atraksi menawannya di beberapa event lokal maupun nasional mendapatkan apresiasi. Tari Pacitan Bumi Kaloka juga menjadi seni budaya baru Pacitan yang siap menambah kekayaan seni budaya di Pacitan.

Tari Pacitan Bumi Kaloka ini sendiri, sebenarnya berangkat dari keinginan untuk mengekspresikan kondisi alam Pacitan yang memiliki kekayaan alam melimpah ruah, kondisi alam yang kaya tersebut menjadikan masyarakat Pacitan menjadi giat untuk bekerja dengan tetap menjaga keharmonisan hidup.

“Filosofi yang utama dari tari (Pacitan Bumi Kaloka) ini adalah fakta bahwa Pacitan adalah daerah yang subur, hijau, masyarakatnya pun sadar akan pelestarian alamnya, lalu kemudian kita jabarkan dalam berbagai properti dalam tari tersebut,” ujar Wasi Prayitno, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pacitan, kepada Portal Pacitanku, belum lama ini.

Properti yang digunakan itu antara lain ada gunungan, yang menurut Wasi bermakna kondisi alam di Pacitan.”Gunungan tersebut bergambar pohon, yang menggambarkan alam Pacitan yang sejuk dan alami, sedangkan dibalik pohon ada api yang membara, sebagai penggambaran dari situasi huru – hara, atau situasi konflik, dimana situasi ini menjadi bumbu dalam kehidupan,”terangnya.

Selain Gunungan bergambar pepohonan, properti lain yang ada dan menjadi ciri khas tari yang pernah tampil di istana negara lalu ini adalah topi berwarna warni, kethek ogleng dan para penari. “Makna ini sebenarnya adalah makna dari Pacitan yang memiliki kekeayaan budaya, sehingga tugas kita sebagai masyarakat Pacitan adalah senantiasa nguri – uri budaya tersebut agar lestari,” jelas pria yang memiliki hobi tenis lapangan ini.

Salah satu perangkat tari lain yang juga menjadi inti tari Pacitan Bumi Kaloka adalah keberadaan dua sosok penari inti, yakni pria yang memerankan Panji Asmoro Bangun dan Dewi Sekartaji alias Endang Roro Tompe. “Keduanya adalah simbol keseimbangan yang harmoni dengan berlandaskan cinta sejati, keduanya, dalam kisah kethek ogleng juga memiliki perjuangan panjang yang menggambarkan semangat pantang menyerah, ini yang diharapkan menjadi inspirasi bagi warga Pacitan,” pungkas Wasi.

Seperti diketahui, tari Pacitan Bumi Kaloka juga merupakan modifikasi dan pengembangan dari tarian kethek ogleng Pacitan. Kedepan, tari ini akan terus dikembangkan sebagai bagian dari promosi wisata budaya di Pacitan.

Redaktur : Dwi Purnawan (Ikuti di twitter @dwi_itudua)