Tim LPPM UNS Siap Bawa Batik Pacitan Go International

oleh -0 Dilihat
Batik Pacitan
Batik Pacitan
Batik Pacitan
Batik Pacitan

Pacitanku.com, PACITAN—Kerajinan batik Pacitan memiliki potensi untuk menjadi produk unggulan daerah. Namun, masih ada beberapa permasalahan untuk mengembangkan potensi  tersebut.

Peneliti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Dr Sarah Rum Handayani Pinta MHum mengemukakan, salah satu kendala dalam pengembangan batik itu  adalah pada pengembangan desain motif yang mampu mempresentasikkan kekhasan batik pacitan. Berangkat dari kondisi itu, Tim Pengabdi LPPM UNS kemudian mengangkat ciri khas Pacitan menjadi motif batik.

“Pacitan memiiki produk kearifan lokal berupa wayang beber yang cenderung terlupakan. Hal inilah yang kami kembangkan dengan menggunakan motif wayang beber sebagai motif kain batik”, dosen Fakultas Sastra dan seni Rupa UNS ini, seperti dikutip dari Suara Merdeka, Selasa (11/3/2014).

Dikemukakan, hal itu dimaksudkan untuk merevitalisasi wayang beber sebagai asset budaya daerah dan juga memperkaya diversifikasi motif batik.

Dalam pengabdiannya, Rum handayani dan rekan memberikan pendampingan kepada pembatik yang berasal dari sektor usaha kecil menengah (UKM) di beberapa desa di Kabupaten Pacitan, khususnya di Kecamatan Pacitan (Desa Sukoharjo dan Arjowinangun) dan Kecamatan Ngadirojo (Desa Cokro Kembang dan Bogoharjo).

Pengembangan Desain

Disamping mencari solusi untuk mengembangkan desain, dalam rangka menciptakan daya saing yang kuat, tim juga berupaya meningkatkan kualitas produk dengan cara meningkatkan kompetensi mengembangkan ketrampilan sumber daya manusia serta meningkatkan kualitas alat – alat produksi.

“Kami memberikan bantuan alat produksi berupa mesin feeder, bak mordan, dan bak lorot kepada pelaku usaha batik Puri di Desa Cokrokembang, Kecamatan Ngadirojo dan UKM Batik Saji di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas produk,” kata Rum.

Dengan berbagai upaya tersebut, kain batik Pacitan yang dulu harganya sangat murah kini bisa menembus pasar internasional. Batik Pacitan tak hanya merambah pasar di Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bali, Sumatera dan Kalimantan, namun juga Malaysia dan Arab Saudi.